Jumat, 31 Oktober 2014

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM TOPOLOGI JARINGAN

Pengertian topologi jaringan komputer - Pengertian topologi jaringan adalah suatu tehnik untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya yang merangkai menjadi sebuah jaringan, dimana penggunaan topologi jaringan didasarkan pada biaya, kecepatan akses data, ukuran maupun tingkat konektivitas yang akan mempengaruhi kualitas maupun efiensi suatu jaringan.

Ada bermacam macam topologi jaringan komputer yang banyak di gunakan saat ini antara lain adalah Topologi Bus, Topologi Ring, Topologi Star, Topologi Mesh, Topologi Linear, masing-masing jenis topologi ini mempunyai kelebihan dan kekurangannnya sendiri.

dan berikut adalah Macam-Macam, Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan dari masing-masing Topologi Jaringan Komputer lengkap dengan gambar.

TOPOLOGI STAR



PENGERTIAN TOPOLOGI STAR
Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.





TOPOLOGI BUS


PENGERTIAN TOPOLOGI BUS
Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel sepaksi menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.


TOPOLOGI RING



PENGERTIAN TOPOLOGI RING
Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin.




TOPOLOGI TREE



PENGERTIAN TOPOLOGI TREE
Topologi Pohon adalah kombinasi karakteristik antara topologi star dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai backbone. Komputer-komputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain di hubungkan sebagai jalur tulang punggung atau backbone.








TOPOLOGI LINIER

PENGERTIAN TOPOLOGI LINIER
Jaringan komputer dengan topologi runtut (linear topology) biasa disebut dengan topologi bus beruntut, tata letak ini termasuk tata letak umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap titik sambungan (komputer) yang dihubungkan dengan penyambung yang disebut dengan Penyambung-T dan pada ujungnya harus diakhiri dengan sebuah penamat (terminator). 


TOPOLOGI MESH



PENGERTIAN TOPOLOGI MESH
Topologi Mesh adalah suatu topologi yang memang didisain untuk memiliki tingkat restorasi dengan berbagai alternatif rute atau penjaluran yang biasanya disiapkan dengan dukungan perangkat lunak atau software. 






TOPOLOGI HYBRID


PENGERTIAN TOPOLOGI HYBRID
Kombinasi dari dua atau lebih topologi yang berbeda untuk membuat topologi hybrid. Ketika topologi dasar yang berbeda yang terhubung ke satu sama lain, mereka tidak menampilkan karakteristik dari setiap topologi satu tertentu. Ini adalah ketika itu menjadi topologi hibrida.


TOPOLOGI BROADCAST



PENGERTIAN TOPOLOGI BROADCAST
Secara sederhana dapat digambarkan yaitu suatu host yang mengirimkan data kepada seluruh host lain pada media jaringan.





TOPOLOGI PEER TO PEER






PENGERTIAN TOPOLOGI PEER TO PEER
Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer).






Itulah beberapa penjelasan mengenai Jaringan Komputer dan Jaringan yang paling besar adalah Internet (Internasional Network) yang bisa bertukar, mengunggah, mendonlod antar sesama pengguna di seluruh dunia. Semoga Bermanfaat

Sumber :
http://pheebles.blogspot.com/2013/11/pengertian-topologi-jaringan-komputer.html

Radio di Indonesia


Hai, beretemu kembali dengan saya, Fymmadewi Monica Yani. untuk kesempatan kali ini saya akan sedikit menunjukkan beberapa chanel radio yang ada di Jawa Tengah, khususnya Semarang. langsung saja, mari kita simak :)


RADIO SEPUTAR SEMARANG


NamaFrekuensi
Radio IslamAM 720 kHz
RRI Semarang Pro-1AM 801 kHz
Radio PTDI Unisia Pos Ronda RT.05 / RW.19AM 1062 kHz
Radio Hiu KencanaAM 1476 kHz
Radio BIG FMFM 87.8 MHz
RRI Semarang Pro-3FM 88.2 MHz
Radio TBN FMFM 88.6 MHz
RRI Semarang Pro-1FM 89.0 MHz
Radio Edutop FMFM 89.4 MHz
Sindo Radio SemarangFM 89.8 MHz
Radio Trax FM SemarangFM 90.2 MHz
Radio NewsFM SemarangFM 91.0 MHz
RRI Semarang Pro-4FM 91.4 MHz
RDI SemarangFM 91.8 MHz
RRI Pro-3 Semarang IIFM 92.2 MHz
Radio Idola FMFM 92.6 MHz
B-Radio Semarang (ex. Smart FM Semarang)FM 93.4 MHz
Radio Suara Sensasi (RSPD Kabupaten Semarang)FM 94.0 MHz
Radio Agapes FMFM 94.5 MHz
Radio ABS-CBN FMFM 94.9 MHz
RRI Semarang Pro-2FM 95.3 MHz
Delta FM (eks.Female Radio Semarang)FM 96.1 MHz
Radio IchthusFM 96.5 MHz
Radio Suara SemarangFM 96.9 MHz
ProAlmakaya FMFM 97.7 MHz
Radio Gaya FMFM 98.5 MHz
Radio Sonora SemarangFM 98.9 MHz
Radio Best FMFM 99.3 MHz
Radio Rasika FM SemarangFM 100.1 MHz
Radio RCTFMFM 101.2 MHz
Radio Action FMFM 101.6 MHz
Prambors Radio SemarangFM 102.0 MHz
Radio Gajahmada FMFM 102.4 MHz
Radio Jatayu Angkasa ParamataFM 102.8 MHz
Radio KISS FMFM 103.2 MHz
Radio POP FM SemarangFM 103.6 MHz
Radio Imelda FMFM 104.4 MHz
Radio Suara Semarang (SSFM)FM 105.2 MHz
Radio Rasika USA (United South America)FM 105.6 MHz
Radio PAS FM SemarangFM 106.0 MHz
Radio Sembilan FMFM 106.9 MHz
Radio Keruxon Business FMFM 107.0 MHz
Radio Suara MariaFM 107.1 MHz
Radio Pelita KasihFM 107.2 MHz
USM RadioFM 107.3 MHz
REM (Radio Ekspresi Mahasiswa) FMFM 107.4 MHz
Radio Dakwah Islam (DAIS)FM 107.5 MHz 
Oke, di bawah ini beberapa chanel radio di Semarang yang akan saya tampilkan informasi mendetailnya. Yuk mari...


Radio PAS FM Semarang 106FM

Radio PAS FM Semarang 106FM
Nama Stasiun Radio: PAS FM SEMARANG, Frekwensi 106 FM Positioning: Radio Bisnis Semarang. Perusahaan: PT Idola Pesona Dunia Bisnis Semarang. Alamat: Jl. Anggrek 1 No 2 Semarang. Nomor Telepon: Commers 024 841 7431, DJ: 841 4025 No Fax 8417431. Website: www.pasfm.com Coverage Area: 60 km efektif, meliputi Semarang, Kudus, Ungaran, Demak, Salatiga, weleri dan Kaliwungu. ...

Radio Trax FM Semarang

Radio Trax FM Semarang
Radio Trax FM Semarang dengan Frekuensi 90.2 MHz ini berdiri pada tahun 2003 dengan segmentasi anak muda yang kreatif, inovatif, mengikuti trend masa kini, terbuka, berpengetahuan luas, suka musik, suka film, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan dan gaya hidup masa kini. Radio Trax FM Semarang ini merupakan salah satu unit dari jaringan radio ...

Radio RRI Semarang

Radio RRI Semarang
Radio Republik Indonesia RRI Semarang A Yani. Alamat Jalan Jend A Yani No 144 – 146 Kota Semarang Jawa Tengah Nomor Telepon: 024 8316330 Fax 024 8316501 Email : rrisemarang@rri.co.id Website: www.rri-sejateng.com/semarang www.rri.co.id Radio RRI Semarang merupakan stasiun radio milik pemerintah yang di Semarang dapat didengarkan pada berbagai kanal. RRI Pro 1 FM dengan tema ...

Rasika FM Semarang 100.1 MHz

Rasika FM Semarang 100.1 MHz
Radio Rasika FM 100.1 Semarang merupakan salah satu station radio di Semarang yang berada bawah bendera PT Radio Kumboro Budhi Bahaduri Mahardika Widyaswara dalam naungan Rasika grup. radio ini memiliki komposisi siaran 50% musik dan 25 % Informasi dengan komposisi lagu Indonesia 70% dan dangdut Campursari 30%. Radio Rasika FM Semarang ini dengan caverage area ...

Radio Imelda FM 104.4 Semarang Female Station

Radio Imelda FM 104.4 Semarang Female Station
Radio Imelda FM Semarang frekuensi 104.4 MHz merupakan radio dengan tema Semarang Female Station dan format siaran 43% berupa talk show 39% music dan sisanya lain lain. Radio dibawah naungan PT. Radio Imelda Kartikasari yang berada dalam Gajahmada Grup ini memiliki coverage area kurang lebih 75 KM atau menjangkau 17 kota atau kabupaten. Radio IMELDA ...

Radio Trijaya FM 89.8 FM

no image Available
89.8 FM Radio Trijaya Semarang Alamat: Setiabudi Square 14 – 15, Jl Setiabudi Semarang Studio : 024 – 8312603 Marketing : 024 – 7461999 Nomor Fax : 024 – 7466315 Website: http://trijayafm-smg.com “TRIJAYA NETWORK” adalah Radio Berita Pertama Dengan Jaringan Terluas yang bisa anda dengarkan melalui jaringan radio-radio lokal, channel 501 Indovision, dan juga via ...

Radio Rhema FM

Radio Rhema FM
RADIO RHEMA FM SEMARANG 88.6 FM Alamat : Jl. Permata Hijau BB. 36 Pondok Hasanudin Semarang Nomor Telepon : 024 3511746 SMS Center : +62 81 2289 8855 Website : http://www.rhemaradio.com e-mail : webmaster[at]rhemaradio.com; rhemaradio[at]yahoo.com Rhema on Facebook : rhemaradiosemarang[at]yahoo.com Jam siar Radio Rhema FM: 05.00-24.00 WIB Rhema FM Radio Streaming Rhema Streaming for Windows ...

Radio Gajah Mada FM

no image Available
Radio Gajah Mada FM Semarang 102.4 FM Alamat: Jl. MT Haryono 161A Semarang. Nomor Telepon: 024 – 3550088 SMS Center : +62-811-25-1024 http://www.gajahmadafm.co.id Gajah Mada FM On Facebook: email : gajahmada_fm1024@yahoo.com (account ini friendlistnya sudah penuh) Jadi, kalau Paramitra mau nge-add, add aja account radio Gajah Mada FM kedua email : gajahmadafm@yahoo.com. Streaming Radio Gajah ...

Radio streaming in Semarang

no image Available
Gajahmada FM Hot FMRadio Idola Semarang Smart FMRadio Rasika Semarang Radio Female Semarang Trijaya FMRhema FM NB: Mungkin Radio Streaming diatas sewaktu-waktu tidak bisa diputar, karena server terjadi down atau maintenance, atau telah terjadi perubahan setting streaming oleh pengelola. Radio Streaming Di Kota Semarang | Dengar Radio di Internet / Online dari Radio di Kota ...

Radio IBCFM 101.6 Semarang

no image Available
PT Radio Indah Bahagia Bersama Studio IBCFM 101.6 Radio Alamat: Jl Supriyadi 78 C Semarang Nomor Telepon: 024 6735000 (Studio) 024 6730328 (Marketing) Fax : 024 6735821 Website: http://ibcfm.com Frekuensi: 101.6 Mhz Daya Pancar: 10.000 Watt Radius Pancaran: 80 km efektif; Semarang, Ungaran, Kendal, Pati, Kudus, Weleri, Purwodadi, Salatiga, Demak hingga 


Cukup sekian ulasan saya tentang beberapa stasiun radio yang ada di Semarang, semoga bermanfaat :)

Sumber :
http://seputarsemarang.com/cat/radio/
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_radio_di_Jawa_Tengah




Jumat, 24 Oktober 2014

Kepanjangan dan Pengertian dari IETF, IEEE, ANSI, ITU, EIA/TIA, FCC, ECMA, ISO, dan W3C


  1. IETF (Internet Engineering Task Force) adalah suatu organisasi internasional yang men-develop dan mensosialisasikan standar internet dan bekerja sama dengan standar W3C dan ISO/IEC yang jyga mengatur standar TCP/IP dan internet protocol suite. IETF adalah sebuah open standards organization dimana operasional organisasi ini dijalankan oleh volunteers dan dibiayai oleh sponsor. Sponsor utamanya saat ini adalah VeriSign, Inc.
  2. IEEE adalah singkatan dari Institute of Electrical and Electronics Engineers. IEEE sendiri adalah sebuah non-profit professional association yang bermarkas di New York dan memiliki lebih dari 400.000 anggota di seluruh dunia. Organisasi ini banyak bergerak di bidang learning and educating, tetapi juga memberikan banyak andil dalam standardisasi di dunia elektronik dan komputer. Kalo dikutip dari Wikipedia, ini menurutnya “IEEE standards affect a wide range of industries including: power and energy, biomedical and healthcare, Information Technology(IT), telecommunications, transportation, nanotechnology, information assurance, and many more.”
  3. American National Standards Institute (ANSI) adalah sebuah organisasi non-profit swasta yang merupakan kumpulan dari para a volunteers yang peduli pada development dari standardisasi untuk suatu produk, layanan, proses, sistem, dan SDM di Amerika Serikat. Produk standardisasi dari organisasi ini yang banyak kita kenal antara lain adalah: ASCII, ANSI Fortran, dan ANSI C.
  4. International Telecommunication Union (ITU) adalah sebuah agensi khusus di PBB yang bertanggung jawab dalam bidang ICT. ITU mengatur penggunaan global dari gelombang radio, mempromosikan kerjasama internasional dalam menentukan orbit satelit, bekerja-sama dalam meningkatkan infrastruktur telekomunikasi dan membuat berbagai standar internasional.
  5. EIA/TIA adalah suatu organisasi yang juga merupakan organisasi “penghasil” standar insternational. EIA adalah kepanjangan dari Electronic Industries Alliance yang sekarang tidak lagi eksis. EIA kini dipecah ke dalam beberapa sektor yang lebih spesifik, salah satunya adala TIA, yaitu Telecommunication Industries Association. Organisasi ini sudah diakreditasi oleh ANSI sebagai organisasi yang men-develop volunteers di bidang standardisasi telekomunikasi.
  6. Federal Communications Commission (FCC) adalah satu lagi standar yang banyak ditemui di berbagai produk di pasaran. Coba tengok ke bagian bawah mouse, keyboard, dan laptop Anda, juga coba lihat ke bagian dalam handphone Anda. Vendor-vendor besar biasanya telah menggunakan standar ini di produknya. Sesuai dengan namanya, organisasi ini merupakan sebuah agensi independen dari pemerintah Amerika Serikat yang mengatur regulasi “in the areas of broadband, competition, the spectrum, the media, public safety, and homeland security”(Wikipedia, FCC).
  7. ECMA (European Computer Manufacturers Association) , lembaga ini merupakan perkumpulan orang eropa yang mengeluarkan standar dalam sistem teknologi dan informasi. Ecma International adalah lembaga yang mengeluarkan standarisasi dalam ECMAScript, sebuah standard yang mengelola JavaScript.
  8. Organisasi Internasional untuk Standardisasi, International Organization for Standardization (ISO) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa yunani sos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.
    Didirikan pada23 February 1947 ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja.Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
    Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
    ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.
  9. The World Wide Web Consortium (W3C) merupakan sebuah lembaga konsorsium yang membuat dan terus berobservasi dalam pengembangan teknologi web mencangkup XML, HTML dan aplikasi-aplikasi lain yang sering digunakan dalam dunia web. Mereka juga selalu mengeluarkan aturan dan standard supaya siapapun yang membuat dan mengimplementasikan selalu memperhatikan berbagai aspek yang fital seperti kecocokan dengan perangkat dan browser pengakses, pembaca hingga membuat sebuah website yang dapat berjalan bertahun-tahun karena perubahannya mudah.
    Walaupun W3C bukan satu-satunya standar dalam pembuatan web, namun W3C merupakan lembaga yang sangat besar pengaruhya bagi dunia web. Selain mengeluarkan standard yang mudah dimengerti ternyata lembaga inipun mengeluarkan artikel dan tutorial yang mendukung teknologi yang diobservenya itu. Bahkan untuk mengecek kehandalan desain kita, W3C mengeluarkan beberapa macam validator.
    World Wide Web Consortium (W3C) adalah suatu konsorsium yang bekerja untuk mengembangkan standar-standar untuk World Wide Web. Spesifikasi teknologi-teknologi utama yang dipakai sebagai basis utama web, seperti URL (Uniform Resource Locator), HTTP (HyperText Transfer Protocol), dan HTML (HyperText Markup Language) dikembangkan dan diatur oleh badan ini.
    Standard dari W3C (Konsorsium World Wide Web) XML,CGI,CSS,HTML5,dll
Sumber :
http://ladast.blogspot.com/2009/04/standarisasi-ieee-ansi-tia-eia-dkk.html
http://blog.ub.ac.id/adityaputra/2012/03/18/ietf-iso-ieee-ansi-itu-eiatia-fcc-so-what-are-they/

Standarisasi dan Regulasi Telekomunikasi

Standarisasi sistem telekomunikasi dilakukan oleh lembaga yang secara khusus menangani masalah-masalah yang terkait dengan telekomunikasi. Pada dasarnya, adanya standar tersebut adalah untuk mengatur sistem telekomunikasi, baik yang menyangkut penggunaan frekuensi, alokasi (pengaturan tempat), kanal, dan sebagainya. Pengaturan itu dimuat dalam bentuk perundang-undangan. Contohnya, kalau di Indonesia adalah Undang-undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999, yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 8 September 1999.

Dalam undang-undang tersebut, yang diatur di antaranya adalah tentang penyelenggaraan telekomunikasi, perizinan, perangkat telekomunikasi, spektrum frekuensi radio, dan orbit satelit, serta pengamanan telekomunikasi dan sebagainya. Lebih lanjut, yang mengatur pertelekomunikasian di Indonesia, dilakukan oleh: Kementerian Komunikasi dan Informasi.
 
UNDANG-UNDANG TELEKOMUNIKASI
Undang-undang Telekomunikasi menetapkan pedoman bagi reformasi industri telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri, kemudahan masuknya pemain baru, serta peningkatan transparansi dan persaingan. Undang-undang         Telekomunikasi hanya mengatur hal-hal yang bersifat umum. Peraturan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam berbagai peraturan, keputusan menteri, serta keputusan Dirjen Postel.
     Undang-undang Telekomunikasi meniadakan konsep “badan penyelenggara” sehingga mengakhiri status Telkom dan  indosat sebagai badan penyelenggara yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan layanan telekomunikasi domestik dan internasional.      
Untuk meningkatkan persaingan, Undang-undang Telekomunikasi melarang praktik monopoli dan persaingan tidak wajar antar operator telekomunikasi.
Peran Pemerintah adalah sebagai pembuat kebijakan dan pengawas sektor telekomunikasi. Untuk memastikan transparansi dalam proses pembuatan regulasi sesuai Undang-undang Telekomunikasi. Sebuah badan regulasi independen, Badan regulasi Telekomunikasi  independen (BRTI) didirikan pada bulan  juli 2003 guna mengatur, memantau dan mengontrol industri telekomunikasi. BRTI terdiri dari para pejabat dari Ditjen Postel dan  komite regulasi Telekomunikasi serta diketuai oleh Dirjen Postel. Keputusan  menhub  no. 67/2003 mengatur hubungan antara menhub (yang bertanggungjawab atas pengaturan telekomunikasi sebelum dialihkan kepada menkominfo pada bulan Februari 2005), dan BRTI. Sebagai bagian dari fungsi pengatur, BRTI berwenang untuk:
(i) melaksanakan pemilihan atau evaluasi untuk pemberian lisensi jaringan dan layanan telekomunikasi sesuai dengan kebijakan menkominfo, dan
(ii) mengusulkan kepada  menkominfo mengenai standar kinerja operasi jaringan dan layanan telekomunikasi, standar kualitas layanan, biaya interkoneksi dan standardisasi
perangkat. Sebagai bagian dari fungsi pemantauan, BRTI berwenang memantau dan diharuskan melaporkan kepada menkominfo mengenai:
(i)               pelaksanaan standar kinerja operasi jaringan dan layanan telekomunikasi,
(ii)             persaingan antar operator jaringan dan layanan, dan
(iii)           kepatuhan terhadap penggunaan perangkat telekomunikasi sesuai dengan standar yang berlaku. Sebagai bagian dari fungsi pemantauan, BRTI diberi wewenang untuk memantau dan diharuskan untuk melaporkan kepada  menkominfo mengenai
(i)          bantuan penyelesaian sengketa antar operator jaringan dan layanan, dan
(ii)    pengendalian penggunaan perangkat telekomunikasi dan pelaksanaan standar kualitas layanan. keputusan BRTI dituangkan dalam bentuk keputusan Dirjen Postel.

Organisasi yang Mengatur Standar Sistem Telekomunikasi

Standarisasi dalam bidang telekomunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Sekarang ini dikenal ada badan-badan atau organisasi yang menangani masalah standarisasi, yaitu: standarisasi tingkat nasional, regional, dan internasional.

Pada tingkat internasional, paling tidak dikenal ada dua badan internasional yang sangat berpengaruh pada bidang telekomunikasi. Badan itu adalah:
  1. ITU (International Telecommunication Union): bertempat di Geneva (Swiss), yang telah menghasilkan lebih dari 2000 standard.
  2. International Standardization Organization (ISO): badan ini mempunyai sejumlah standar komunikasi data yang sangat penting.

Persetujuan telekomunikasi internasional dan antar benua dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut: International Telecommunication Union (ITU). Lembaga ini keberadaannya di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Dalam bahasa Inggris disebut: United Nations Organization (UNO)). Kantor ITU secara tetap berada di Geneva (Swiss). Badan-badan lain yang bernaung di bawah ITU, yaitu: Sekretariat Umum (General Secretariat), yang tugasnya mengelola aspek aktivitas administrasi dan ekonomi. Di samping itu ada badan pendaftaran frekuensi internasional (IFRB = International Frequency Registration Board) yang tugasnya adalah: bertanggung jawab terhadap koodinasi penerapan frekuensi radio dalam semua kategori.

Badan khusus lainnya yang melayani permasalahan dan pertanyaan tentang komunikasi radio, ditangani oleh: Comite Consultatif International des Radiocommunications (CCIR). Selain itu, ada badan Comite Consultatif International Telegraphique et Telephonique (CCITT) yang menangani masalah-masalah lain dalam bidang telekomunikasi. Badan tetap ini didukung oleh dewan administratif, yang terdiri dari 25 orang yang berasal dari negara-negara yang berpartisipasi.

Pertemuan dilaksanakan sekali dalam setahun, untuk berkoordinasi dalam pekerjaan yang berbeda dari badan lain. Selain itu setiap empat tahun sekali diadakan konferensi tingkat dunia, yang dilakukan oleh badan-badan itu untuk membicarakan masalah teknis, pelayanan, dan penarifan (pembiayaan) bidang telekomunikasi.

CCIR dan CCITT bekerja dengan koordinasi yang sangat erat untuk mengatasi berbagai permasalahan, agar dapat dirumuskan rekomendasi (pesetujuan) dalam bidang telekomunikasi tingkat dunia. Pada gambar 1.11, ditunjukkan kantor ITU yang berkedudukan di Jenewa. Sementara itu gambar 1.12, menunjukkan struktur organisasi telekomunikasi tingkat dunia, sebelum berubah menjadi ITU-T dan ITU-R.
Gambar 1.11. Kantor ITU di Jenewa

Gambar 1.12. Organisasi tingkat dunia yang menangani masalah telekomunikasi

Dalam perkembangannya, ITU yang bernaung di bawah Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa membahas dan menghasilkan Regulasi Radio dan regulasi tentang Telekomunukasi.

Sebelumnya dikenal pula suatu badan internasional yang disebut CCITT atau International Consultative Committee for Telephone and Telegraph, dan CCIR atau International Consultative Committee for Radio. Pembahasan tentang regulasi atau aturan tentang radio dan telekomunikasi telah banyak menghasilkan dokumen, laporan, pendapat dan rekomendasi, atau saran-saran yang penting. Mengingat peran dari ITU yang demikian itu, maka pada tanggal 1 Januari 1993, lembaga itu mengadakan re-organisasi. Hasilnya adalah: CCITT menjadi sektor standarisasi telekomunikasi dari ITU, disingkat ITU-T. Sedangkan CCIR menjadi sektor radio komunikasi dari ITU, yang disingkat ITU-R. Tugas dari ITU-T dan ITU-R adalah menyiapkan aturan-aturan tentang per-telekomunikasian dan keradioan.

Selain badan internasional, organisasi regional yang cukup penting untuk wilayah Eropa, yaitu: Europian Telecommunication Standardization Institute (ETSI). Tanggung jawab dari lembaga ini adalah: pada spesifikasi pokok radio seluler GSM, atau Ground System Mobile (di Perancis). Sebelumnya, pada tahun 1990, ETSI adalah lembaga yang disebut: Conference European Post and Telegraph atau disingkat CEPT. Dalam kerjanya, CEPT telah menghasilkan jaringan digital PCM versi Eropa. Sebelumnya disebut dengan CEPT 30+2, dan sekarang menjadi E-1.

Di samping lembaga-lembaga standarisasi yang telah disebutkan itu, ada juga banyak organisasi yang mengurusi standarisasi secara nasional. Sebagai contoh yang dapat disebutkan pada postingan ini, yaitu: American National Standards Institute (ANSI) yang berkedudukan di kota New York. Karya yang dihasikan terkait dengan standarisasi yang cukup luas. Ada juga lembaga Electronics Industries Association (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA). Kedua lembaga ini berada di Washington DC, yang saling berkaitan satu sama lain. Keduanya mempunyai tanggung jawab terhadap penyiapan dan penyebaran standar-standar telekomunikasi.

Lembaga tingkat dunia seperti Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), telah menghasilkan 802 seri spesifikasi standarisasi yang secara khusus ditekankan pada jaringan-jaringan perusahaan.

Lembaga Advanced Television Systems Committee (ATSC), merupakan lembaga yang menyetandarkan untuk kompresi video pada CATV (Cable Television), sebagaimana yang dikerjakan oleh kelompok sarjana teknik telekomunikasi. Kelompok lain yang penting adalah aliansi untuk solusi industri telekomunikasi.

Beberapa lembaga lain yang menyiapkan standarisasi berkenaan dengan telekomunikasi dan jaringan digital adalah Bellcore (Bell Communications Research, sekarang disebut Telcordia). Lembaga ini merupakan yang paling baik sebagai sumber standarisasi di America Utara. Standar-standar yang dikembangkan, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang bernaung di bawah kerja regional Bell. Ada juga sejumlah forum yang terdiri dari sekelompok perusahaan dan pengguna yang bersama-sama merumuskan masalah standarisasi, seperti membicarakan masalah: frame relay, ATM, dan sebagainya. Seringkali standar yang dihasilkan ini diadopsi oleh CCITT, ANSI, dan ISO, serta lainnya. 

Sumber :
http://www.varia.web.id/2014/07/standarisasi-sistem-telekomunikasi.html
 

Multiple Access

PENGERTIAN DUPLEXER 


Duplexer
Duplexer merupakan bagian dari Base Transceiver Station (BTS). Fungsi utama duplexer adalah untuk merutekan sinyal yang diterima dari antena ke receiver dan merutekan sinyal high power Tx dari filter Tx ke antena, atau dengan kata lain, sinyal yang datang dan yang meninggalkan antena diolah tanpa ada kebocoran saat menerima dan mengirim sinyal, karena keduanya terjadi pada waktu yang bersamaan .

Duplexer terdiri atas dua kopler hibrid dan dua Bandstop Filter. Pada kedua kopler hibrid memiliki range frekuensi yang sama, yaitu 1920-2170 MHz, sedangkan pada bandstop range frekuensinya antara 1920-1980 MHz.

Pengertian Multiple Access
Teknik yang memungkinkan suatu titik (central station) untuk dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan (subscriber station) dengan tidak saling mengganggu.
Sasaran utama Teknik Multiple Access
  1. Strategi Multiplexing.
  2. Bagaimana sirkit-sirkit individu digabungkan ke dalam spectrum radio sehingga memungkinkan banyak user dapat akses secara simultan.
  3. Channel Assignment.
  4. Bagaimana user diberi sirkit secara spesifik sesuai dengan kebutuhan. 
multiple access
Gambar. Model Multiple Access

Sistem duplexing
Sistem komunikasi dua arah disebut sistem : duplex.
Ada dua teknik sistem duplex yang populer, yaitu : FDD dan TDD

FDD, komunikasi arah kirim dan terima menggunakan frekuensi carrier yang berbeda dalam waktu (t) yang sama. FDD mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan suatu komunikasi yang simultan antara mobile station dengan base station. Untuk keperluan ini maka FDD menyediakan dua band frekuensi sebagai channel yang terpisah untuk masing-masing pengguna. Satu band frekuensi digunakan untuk melayani trafik dari base station ke mobile station yang dikenal dengan sebutan forward band, satu band lagi digunakan unuk melayani trafik dari mobile station ke base station, yang biasa disebut dengan reverse band. Suatu base station menggunakan dua antenna yang terpisah, yaitu antenna untuk keperluan transmisi dan satu antenna lagi yang digunakan untuk keperluan penerimaan sinyal. Penggunaan dua antenna yang terpisah pada base station diperlukan untuk mengakomodasi dua channel yang terpisah.
Sedangkan pada mobile station hanya menggunakan satu antenna yang difungsikan baik untuk keperluan transmisi ataupun untuk keperluan penerimaan sinyal. Karena hanya menggunakan sebuah antenna saja untuk menghandle dua kepentingan yang berbeda maka pada mobile station menggunakan suatu alat yang dinamakan duplexer. Duplexer ini diletakkan didalam mobile unit yang digunakan untuk mengaktifkan antenna yang sama agar dapat digunakan secara simultan untuk keperluan transmisi maupun penerimaan sinyal.



TDD, komunikasi arah kirim dan terima menggunakan frekuensi carrier yang sama tetapai menggunakan time slot yang berbeda. Dalam suatu komunikasi radio dimungkinkan penggunaan secara bersama suatu channel berdasarkan pembagian yang dilakukan pada domain waktu. Atas dasar pemikiran inilah yang membuat TDD dapat digunakan sebagai metode full duplex dalam menyelenggarakan suatu komunikasi dua arah yang bersifat simultan.
 Masing-masing pengguna mempunyai dua channel yaitu forward dan reverse yang terbentuk dari alokasi slot-slot waktu, sehingga TDD mengijinkan dua channel tersebut terletak pada band frekuensi yang sama. Suatu slot waktu akan dipisahkan untuk digunakan sebagai channel forward dan channel reverse . Sehingga dengan demikian dua keperluan yang berbeda yaitu transmisi dan penerimaan sinyal dapat ditangani oleh dua channel. Sebenarnya TDD bukan merupakan full duplex secara penuh, lebih tepat jika dikatakan bahwa TDD merupakan semi full duplex. Hal ini dikarenakan bahwa TDD tidak dapat melayani komunikasi yang simultan pada saat waktu yang bersamaan. 
Syarat agar metode duplex TDD dapat digunakan dalam suatu sistem komunikasi adalah bahwa laju data transmisi pada suatu channel harus lebih besar dari laju data dari pengguna. Sesuai dengan standar IMT-2000, maka UMTS menggunakan metode duplex baik FDD maupun TDD. Metode duplex FDD dan TDD masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri apabila diaplikasikan dalam suatu area. UMTS akan mengambil keunggulan dari masing-masing metode duplex tersebut untuk diterapkan pada area pelayanannya yang sesuai sehingga dengan demikian efisiensi akan didapatkan. 
Untuk memberikan pelayanan terhadap suatu area secara maksimal danefisien maka area pelayanan dari UMTS terbagi atas sel-sel kecil dan sel-sel besar. Dimulai dari pikosel, mikrosel, makrosel hingga sel yang bersifat global yang pelayanannya menggunakan satelit. Penggunaan dua metode duplex tersebut didasarkan atas pembagian ruang lingkup pelayanan dari UMTS.

Macam-macam Multiple Access

Teknik Multiple Access

  1. FDMA 
  2. Karakteristik FDMA : 
    • Frequency agility, terminal pelanggan harus mampu tuning ke salah satu frekuensi yang tersedia secara otomatis.
    • Simultaneous transmission and reception, diperlukan sirkit duplexer.
    • Narrowest transmission bandwidth, satu kanal dialokasikan + 30 kHz dan tidak fleksibel terhadap layanan baru.
    • Lower transmission overhead. Transmisi dalam kanal FDMA adalah kontinyu (hampir sama dengan transmisi carrier dalam sistem wireline). 
    • Handoff-complexity. Pelaksanaan handoff tanpa terjadi pemutusan hubungan amat sulit dilakukan.
    • Kapasitas sangat tergantung pada spectrum frequency atau bandwidth yang tersedia.
    • Untuk mencegah interferency antar kanal perlu guard band.

    FDMA
    Frequency Division Multiple Access
    (FDMA)
      Aplikasi Sistem FDMA

      • Contoh aplikasi FDMA adalah AMPS (Advanced Mobile Phone Services).
      • AMPS merupakan standard Amerika Utara, menggunakan dua band frekuensi masing-masing 25 MHz.
      • Komunikasi dari MS ke BTS (reverse link) menggunakan frekuensi : 824 – 849 MHz.
      • Komunikasi dari BTS ke MS (forward link) menggunakan frekuensi : 869 – 894 MHz.
      • Setiap kanal mempunyai bandwidt sebesar 30 kHz.
       
      Alokasi Kanal FDMA
    Alokasi Kanal FDMA
  3. TDMA
  4. Karakteristik TDMA :
    • Multiple circuits per RF carrier, multiplex system TDMA mulai dari 2 s/d 30 sirkit per RF carrier, tergantung aplikasinya.
    • Pemancaran dan penerimaan slot secara bergilir, Memungkinkan tidak digunakannya sirkit “duplexer” seperti yang diperlukan di dalam FDMA, diganti dengan “transmitting/ receiving switch” yang lebih sample.
    • Bandwidth transmission yang lebih besar, biasanya 20 s/d 300 kHz, dapat memperbaiki performansi akibat interferensi dan multipath fading, lebih fleksibel untuk layanan baru.
Time Division Multiple Access 
 (TDMA)
FDD TDMA

FDD/TDMA
    Aplikasi Sistem TDMA
    • Contoh aplikasi TDMA adalah GSM (Global system for Mobile Communication).
    • GSM merupakan standard Eropa, menggunakan dua band frekuensi masing-masing 25 MHz.
    • Komunikasi dari MS ke BTS (reverse link) menggunakan frekuensi : 890 – 915 MHz.
    • Komunikasi dari BTS ke MS (forward link) menggunakan frekuensi : 935 – 960 MHz.
    • Setiap kanal (carrier) mempunyai bandwidth sebesar 200 kHz.
    • Bandwidth 25 MHz dibagi menjadi 124 carrier, setiap carrier dialokasikan 8 Time slot. Oleh sebab itu GSM mengaplikasikan teknik FDMA dan TDMA. 
TDMA
TDMA-Multi carrier
Alokasi kanal TDMA-MC

       3. CDMA
           Karakteristik CDMA:
    • CDMA merupakan salah satu aplikasi teknologi Multiple Access Spread Spectrum.
    • Ada dua jenis sistem spread-spectrum : Direct Sequence (DS) dan Frequency Hoping (FH).
    • CDMA yang digunakan dalam sistem cellular menggunakan teknik “direct-sequence spread-spectrum” (DS-SS).
    • Dalam DS-SS transmitter, setiap signal informasi pelanggan dimodulasi dengan suatu PN code yang unik untuk men-spread sinyal informasi asli.
    • Dalam DS-SS receiver, sinyal spreading tersebut didemodulasi dengan PN code yang identik.
    • Ratio antara bandwidth dari “Spreading signal” terhadap sinyal informasi aslinya pada umumnya disebut : “PROCESSING GAIN”
Code Division Multiple Access
(CDMA)

FDD CDMA
FDD/CDMA

Sumber :
http://idhamirdiansah.blogspot.com/2013/07/pengertian-duplexer.html
 

Mengenal Jaringan GSM (Global System for Mobile Communication)

Komunikasi bergerak (mobile communication) mulai dirasakan perlu sejak orang semakin sibuk pergi ke sana kemari dan memerlukan alat telekomunikasi yang siap dipakai sewaktu-waktu di mana saja ia berada. Kebutuhan ini ternyata tidak dibiarkan begitu saja oleh para engineer telekomunikasi. Mereka telah memikirkan standardisasi untuk komunikasi bergerak ini, salah satunya adalah GSM (Global System for Mobile communications

Konsep Dasar GSM
Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk  di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900-1800 MHz. GSM merupakan teknologi infrasturktur untuk pelayanan telepon selular digital dimana bekerja berdasarkan TDMA (Time Division Multiple Access) dan FDMA (Frequency Division Multiple Access). Jaringan Global System for Mobile Communication (GSM) adalah jaringan telekomunikasi seluler yang mempunyai arsitektur yang mengikuti standart ETSI (European Telecommunication Standard Institute) GSM 900 / GSM 1800. Arsitektur jaringan GSM tersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS) dan Operation Subsystem (OSS)  serta perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan yang disebut Mobile System.

Alokasi spektrum frekuensi untuk GSM awalnya dilakukan pada tahun 1979. Spektrum ini terdiri atas dua buah sub-band masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz - 915MHz dan 935MHz - 960MHz. Sebuah sub-band dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub-band yang lain sebagai frekuensi downlink.  

Karena konsekuensi logis dari kenaikan redaman atas kenaikan frekuensi, biasanya sub-band terendah dipakai untuk uplink, agar daya yang ditransmisikan oleh MS (mobile system atau lebih dikenal handphone) ke BTS (Base Transmitter Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS, namun memiliki fungsi lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu lagi, mungkin anda perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali untuk mendapatkan kualitas sama dengan saat ini.
GambarKemudian kedua sub-band tersebut dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu sub-band memiliki pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band dibagi menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal sebagai ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang dialokasikan pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu frekuensi untuk mengirim dan satu frekuensi untuk menerima sinyal.
Untuk GSM, jarak antar pasangan dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal pada tiap awal sub-band digunakan sebagai guard band. Silakan anda hitung, maka spektrum GSM akan menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing diberi nomor 1 sampai 124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi buat operator-operator GSM yang ada di suatu negara.
Untuk mengantisipai perkembangan jaringan di masa mendatang, telah dilokasikan tambahan 10MHz frekuensi pada masing-masing awal sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM (Extended GSM). Jadi spektrum EGSM ini 880MHz - 915MHz buat uplink dan 925MHz - 960MHz buat downlink. Hal tersebut memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174. Tambahan ARFCN ini diberi nomor 975 - 1023. 

Frekuensi Jaringan GSM           
 

Arsitektur Jaringan GSM
 
  

Secara umum, network element dalam aristektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi :
  1. Mobile Station (MS)
  2. Base Station Sub-system (BSS)
  3. Network Sub-System (NSS)
  4. Operation and Support System
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).

1. Mobile Station (MS)
Bagian paling rendah dari sistem GSM adalah MS (Mobile Station). Mobile Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Secara umum sebuah Mobile System terdiri dari:
  • Mobile Equipment (ME) atau handset
  • Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card
1.1.   Mobile Equipment (ME)
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirimdan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara international, ME diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity) dan data IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan authentikasi, apakah mobile equipment yang bersangkutan dijinkan untuk melakuan hubungan atau tidak.

1.2.   Subscriber Identity Module (SIM)
Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. Secara functionality, sebuah MS mempunyai fungsi-fungis sebagai Radio Resource Management, Mobility Management, dan juga sebagai Communication Management.

 2. Base Station Sub-system (BSS)
Secara umum, Base Station Sub-system terdiri dari BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controller). Segala fungsi yang berhubungan dengan peniriman data lewat gelombang radio dikerjakan di dalam bagian-bagian BSS, yang terdiri dari :

2.1. Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat me-cover area sejauh 35 km. Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau lebih, tergantung dari bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan :
  • meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.
  • menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyaldengan frekuensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
  • mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
  • Ikut mengontrol proces handover.
  • Frequency hopping
2.2. Base Station Controller (BSC)
BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS (komunikasi menggunakan A-bis interface) dan MSC (komunikasi menggunakan A interface). BSC secara umum memiliki fungsi senagai berikut :
  • Melakukan fungsi radio resource management pada BTS-BTS yang ada di bawahnya.
  • Mengontrol proces handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proces handover intra BSC.
  • Menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC sebagai pusat operasi dan maintenance.
  • Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup, routing, mengontrol dan men-ternimate call.
  • Melakukan dan mengontrol proces timing advance control, yaitu mengontrol sinyal-sinyal yang diterima dari MS yang bergerak, sehingga tidak saling overlap.
3. Network Sub-System
3.1. Mobile Switching Center (MSC)
MSC adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan (voice call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Pada umumnya, MSC memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
  • Switching dan Call Routing : Sebuah MSC mengontrol proces pembangunan hubungan (call set up), mengontrol hubungan yang telah terbangun, dan me-release call apabila hubungan telah selesai. Dalam hal ini, MSC akan berkomunikasi dengan banyak network element lain seperti NE BSS, VAS, dan IN. MSC juga melakukan fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun jaringan PSTN).
  • Charging : Untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu berkomunikasi dengan IN yang melakukan fungsi online charging. Selain itu, MSC juga akan mencatat semua informasi tentang sebuah call dalam bentuk CDR (Call Detail Record).
  • Berkomunikasi dengan network element lainnya (HRL,VLR, IN, network element VAS, dan MSC lainnya) : MSC akan berkomunikasi dengan HLR dan VLR terutama dalam proces pembangungan hubungan (call set up), call routing (di HLR disimpan lokasi terakhir MS tujuan dan untuk merouing call tersebut ke MS yang sedang meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta informasi routing ke MSC yang sedang meng-cover MS pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan dengan network element VAS seperti SMSC, MMSC, RBT server, dll, dalam rangka proces delivery content service-service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC akan berhubungan dengan MSC lain dalam hal proces call setup (trmasuk call routing), dan juga mengontrol process handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang berbeda.
  • Mengontrol BSC yang terhubung dengannya : Sebuah MSC dapat terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan berkomunkasi dengan BSC dalam hal call setup, location update, handover inter MSC (handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang berbeda tapi masih dalam 1 MSC yang sama).
3.2. Home Location Register (HLR)
HLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database sebagai penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpinah dan memasuki coverage area suatu MSC yang baru. Informasi-informasi yang disimpan di HLR adalah :
- Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)
- Suplementary service pelanggan
- Informasi lokasi terakhir pelanggan
- Informasi Authentikasi pelanggan
HLR juga akan selalu berkomunikasi dengan AuC dalam hal melakukan retrieving parameter authentikasi yang baru setiap saat sebelum segala jenis aktvitas pelanggan dilakukan.

3.3. Visitor Location Register (VLR)
VLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR (setiap MSC akan memiliki 1 VLR sendiri) tersebut (melakukan Roaming). Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah copy-an dari informasi pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masu) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah dalam suatu area cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Ketika pelanggan bergerak meninggalkan area suatu MSC dan menuju area MSC lainnya, maka informasinya akan dicatat di VLR MSC barunya dan dihapus dari VLR sebelumnya. Dengan demikian posisi pelanggan dapat dimonitor secara terus menerus dan hal ini akan memungkinkan MSC untuk melakukan penyambungan pembicaraan/SMS dari/ke pelanggan ini ke dengan pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data pelanggan.
Bila sebuah MS bergerak keluar coverage area suatu MSC menuju coverage MSC yang lain, maka yang terjadi adalah :
  • VLR MSC yang baru akan meng-check di daabase-nya apakah record MS tersebut sudah ada atau belum. Proces pengecheckan dilakukan dengan menggunakan IMSI.
  • Jika recordnya belum ada, maka VLR akan mengirimkan request ke HLR MS tersebut untuk mengirimkan copy-an data MS tersebut yang ada di HLR-nya.
  • HLR akan mengirimkan informasi MS tersebut ke VLR tjuan dan juga meng-update informasi lokasi MS tersebut di database HLR. HLR kemudian akan mengintruksikan VLR sebelumnya(asal) untuk menghapus informasi MS tersebut di databasenya.
  • VLR yang baru akan menyimpan informasi MS tersbut, termasuk lokasi terakhir dan statusnya.
3.4. Authentication Center (AuC)
AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang dialami pelanggan sistem selular analog saat ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan sistem akan memeriksa terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan adalah pelanggan yang sah.
AuC menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key. Karena fungsinya yang mengharuskan sangat khusus, authentication mempunyai algoritma yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang sangat besar. Wajar apabila GSM memerlukan kapasitas memory sangat besar pula. Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh personil yang tidak berkepentingan. Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan chipcard dan juga password identitas dirinya.

3.5. Equipment Identity Registration (EIR)
EIR memuat data-data peralatan pelanggan (Mobile Equipment) yang diidentifikasikan dengan IMEI (International Mobile equipment Identity). Data Mobile Equipment yang di simpan di EIR dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori:
  • Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun
  • Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas
  • Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi
Kebaradaan EIR belum distandardisasi secara penuh, oleh karena itu belum dioperasikan di semua operator. Masih diperlukan klasifikasi dan penyempurnaan yang berkaitan dengan aspek hukum. Di Indonesia sendiri, belum ada operator seluler yang mengimplementasikan EIR. Bila EIR digunakan, maka operator dapat melakukan pemblokiran terhadap handset (ingat, bukan pemblokiran nomor pelanggan, tapi pemblokiran handset (pesawat telponnya)) yang digunakan oleh pelanggan. Sehingga apabila ada handset pelanggan yang hilang, maka pelangan dapat mengajukan agar handaset tersebut diblokir sehingga tidak akan pernah dapat digunakan lagi oleh orang lain. Dengan pengimplementasian EIR ini tentu akan dapat mengurangi kasus-kasus pencurian handphone, karena si pemilik dapat meminta agar handphonenya yang sudah dicuri diblokir dan tidak dapat digunakan lagi. Sehingga motivasi para pencuri untuk melakukan pencurian handphone akan berkurang.

4. Operation and Support System (OSS)
Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and Maintenance Center), adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya. Tiap-tiap network element mempunyai perangkat OMC-nya sendiri-sendiri, misalnya network element NSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element BSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element VAS juga memiliki perangkat OMC sendiri. Biasanya, di banyak operator semua perangkat OMC ini diletakan di dalam satu ruangan OMC yang terpusat.
OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
  • Fault Management : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm dari network element yang menunjukan kondisi di network element yang dimonitor, apakah ada probelm di newtwork element atau tidak.
  • Configuration Management : sebagai interface untuk melakukan/merubah configurasi network element yang terhubung dengannya.
  • Performance Management : Berapa OMC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network element yang terhubung dengannya.
  • Inventory Management : OMC juga dapat berfungsi sebagai inventorty management, karena di database OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa network element, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh network element, dan juga kapasitas network elemen.


  Sumber : 
http://www.adityarizki.net/2012/03/mengenal-jaringan-gsm-global-system-for-mobile-communication/
http://www.elektroindonesia.com/elektro/el03a.html